Senin, 12 Januari 2015

Menggapai Cita-Cita

Kumelangkah setapak demi setapak
melewati berbagai cobaan dan rintangan
walau tubuh merasa lemah
namun, semangat tetap menggebu

Mengejar waktu dengan harapan
melawan hari hancurkan karang
tebaskan pisau kesombongan hati
kuatkan iman, dekatkan hati
tuk bisa lewati gilanya dunia

Maju trus tebarkan pesona
hiasi pikiran penuh warna warni 
tinggalkan problema dengan senyum
jangan menoleh kebelakang, tuk menghasilkan buah yang baik

Terus maju jangan menyerah
gapailah cita-cita dengan penuh semangat
yang selama ini kau nantikan 
demi masa depan kelak 

CINTA SESUNGGUHNYA

Kamu hadir membawa warna baru
Kamu obati luka ku tentang masa lalu
Kamu mampu mngubah kehidupanku
Jauh lebih baik dari kehidupan yang lalu

Kamu manusia sederhana yang mampu memberikan cinta yang luar biasa
Cinta yang tak mampu di ungkapkan oleh kata kata
Mendengar apa yg tidak dikatakan
Mengerti apa yang tidak di jelaskan

Terimakasih cinta....
Atas segala hal yang kamu berikan
Cinta tulus dan juga pengajaran tentang berbagai hal
Kamu telah mengajarkan apa itu menghargai, menerima, bersyukur, ikhlas dan mandiri
Kini ku mampu berdiri sendri dengan tenang melewati semua permasalahan pribadi
Dan kini aku telah mengerti apa itu hidup dan juga cinta sejati

Berharap setiap mimpi akan mnjdi nyata
Hidup bahagia bersama selamanya
Semoga rasa antara kita takkan pernah pudar bersama sang waktu
Sehingga Tiada celah bagi cinta yang lainnya









Oleh Kania Yuliasari

Kamis, 30 Oktober 2014

live report at masjid kubah mas Depok, Jawa Barat


makalah pedhopilia

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Kata phedophilia ini berasal dari bahasa Yunani: paidophilia (pais :"anak-anak") dan philia (cinta yang bersahabat" atau "persahabatan”). Di zaman modern, pedofil digunakan sebagai ungkapan untuk "cinta anak" atau "kekasih anak" dan sebagian besar dalam konteks ketertarikan romantis atau seksual.
Infantofilia, atau nepiofilia, digunakan untuk merujuk pada preferensi seksual untuk bayi dan balita (biasanya umur 0-3).
Pedofilia digunakan untuk individu dengan minat seksual utama pada anak-anak prapuber yang berusia 13 atau lebih muda.
Hebephilia didefinisikan sebagai individu dengan minat seksual utama pada anak prapubertas yang berusia 11 hingga 14 tahun. DSM IV tidak memasukkan hebephilia di dalam daftar di antara diagnosis, sedangkan ICD-10 mencakup hebephilia dalam definisi pedofilia.
Pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia.








1.2  Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan penyimpangan seksual itu?
2)      Apa yang dimaksud dengan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prilaku seksual?

1.3  Tujuan penulis membuat makalah ini.
1)      Agar masyarakat mengetahui apa penyimpangan seksual itu.
2)      Agar masyarakat mengetahui dampak apa yang terjadi jika sesorang termasuk kedalam orang yang melakukan tindakan penyimpangan seksual.
3)      Agar masyarakat mengetahui bagaimana caranya agar seseorang yang sudah terjerumus kedalam perilaku tersebut bisa kembali normal, dan tidak menjauhi orang yang seperti tersebut.




















BAB II

LANDASAN TEORI

2.Pengertian Pedophilia
Apa itu sebenarnya Pedofilia?
Pedophilia merupakan istilah untuk menerangkan salah satu penyimpangan seksual, dimana individu memiliki hasrat erotis yang abnormal terhadap anak-anak. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.

2.2  Bentuk-bentuk Penyimpangan Seksual
            Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

2.3 Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prilaku seksual:
1.      Perspektif biologis
Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal. Pada masa ini rawan terjadinya penyimpangan seksual.
2.      Pengaruh orangtua
Pngaruh ini terjadi biasanya kurangnya komunikasi antara orangtua dengan remaja dalam masalah seputar seksual yang akhirnya dapat memperkuat munculnya perilaku penyimpangan seksual (Oom, 1981).
3.      Pengaruh teman sebaya
4.      Prespektif akademik
5.      Prespektif akamik
6.      Perseptif sosial kognitif
2.4  Beberapa ahli mendefinisikan Pedofilia sebagai berikut :
1.      Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal.
2.      Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa (DSM), pedofilia adalah parafilia di mana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal

Kasus pedophilia terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Pedophilia heteroseksual, yaitu kasus pedophilia yang terjadi pada individu berbeda jenis.
b. Pedophilia homoseksual, yaitu kasus pedophilia yang terjadi pada individu sejenis.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b8/Sexually_abused_boy_%28ca_1910%29.jpg/200px-Sexually_abused_boy_%28ca_1910%29.jpg



2.5  Macam-Macam Pedophilia
Pedophilia terdiri dari beberapa macam yaitu :
a. Pedophilia tipe eksklusif (Fixated)
    Seseorang yang hanya tertarik pada anak-anak kecil, umumnya tidak memiliki rasa ketertarikan dengan orang dewasa. Mereka kebanyakan seorang laki-laki dewasa dan cenderung menyukai anak laki-laki. Hal ini disebabkan karena mereka tumbuh melalui hubungan yang erat antar sesama anak laki-laki. Pedophilia tipe ini biasanya melakukan aktivitas di tempat-tempat dimana banyak anak laki-laki berkumpul seperti gereja, tempat olah raga, atau daerah dekat perumahan.

b. Pedophilia tipe non eksklusif (Regressed)
    Seseorang yang tidak hanya tertarik pada anak kecil tetapi pada orang dewasa. Umumnya mereka adalah laki-laki dewasa yang sudah menikah dengan seorang wanita dewasa juga, dan tetap memiliki ketertarikan terhadap anak perempuan berusia antara 8-10 tahun. Mereka memandang anak kecil sebagai pengganti orang dewasa, dan memperlakukan mereka layaknya orang dewasa. Perilaku penyimpangan seksual pertama terhadap anak-anak biasanya terjadi secara mendadak dan tidak direncanakan.

c. Cross sex pedophilia
    Seorang laki-laki yang suka menyentuh secara seksual anak perempuan. Biasanya tipe ini termasuk kedalam tipe pedophilia regressed. Mereka biasanya berteman dengan anak-anak perempuan dan perlahan-lahan melakukan aktivitas seksual dengan cara merayu dan bukan dengan jalan memaksa anak tersebut. Aktivitas mereka termasuk menyentuh secara seksual anak kecil, dan menyuruh anak tersebut melakukan hal yang sama terhadap mereka dan kemungkinan melakukan stimulasi oral tetapi mereka jarang sekali melakukan hubungan seksual.

d. Same sex pedophilia
    Banyak penderita pedophilia yang melakukan hubungan seksual atau memiliki fantasi seksual kepada anak kecil yang berkelamin sama, dan mereka tidak melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa yang berkelamin berbeda, namun mereka menolak jika disebut seorang homoseksual. Umumnya usia anak laki-laki yang rentan dianiaya secara seksual oleh pedophilia tipe ini adalah antara 10-12 tahun. Aktivitas seksual yang biasanya dilakukan berupa meraba-raba tubuh anak, masturbasi, stimulasi oral oleh anak-laki-laki dan seks anal dimana pria dewasa yang berperan aktif.

e. Pedophilia perempuan
    Mayoritas penderita Pedophilia adalah kaum pria, namun juga dapat ditemukan pada perempuan. Namun demikian penderita Pedophilia wanita biasanya tidak terlalu menonjol karena rasa kasih sayang wanita terhadap anak-anak terlihat sebagai sikap keibuan. Anak laki-laki tidak memiliki pandangan negatif bila berhubungan seksual dengan wanita dewasa oleh karena itu tidak ada yang melaporkan jika hal ini terjadi.

Secara lebih singkat Robert G Meyer dan Paul Salmon membedakan beberapa tipe pedophilia.
1.      Tipe pertama : adalah mereka yang memiliki perasaan tidak mampu secara seksual, khususnya bila berhadapan dengan wanita dewasa seperti di jelaskan di atas.
2.      Tipe ke dua : adalah mereka yang punya perhatian khusus terhadap ukuran alat vitalnya. Umumnya mereka merasa ukuran alat vitalnya tidak normal (biasanya menganggap terlalu kecil) ada juga jenis yang terobsesi dengan ketidak sanggupannya menjaga ereksi dalam tempo cukup lama.

2.6  Faktor penyebab Pedophilia
Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi seorang pedophila adalah:
a.       Faktor Genetik
Menurut Ray Blanchard dan James Carton yang merupakan sexologist dari Kanada mengungkapkan adanya faktor hubungan antara fungsi dan stuktur otak dengan resiko terjadinya pedophilia, mereka mengatakan bahwa lelaki yang tingkat IQnya rendah beresiko memiliki anak laki-laki yang mengalami cedera otak, dimana anak yang mengalami cedera otak besar kemungkinan mengidap pedophilia.
b.      Faktor Lingkungan
Seorang dapat menjadi pedophilia jika ia berada dalam lingkungan pedophilia, sebab secara tidak langsung ia terbawa oleh kebiasaan para pedophilia dan ada pula yang diajari.
c.       Faktor trauma masa lalu
Seorang anak laki-laki yang menjadi korban tindakan pedophilia (pedophilia homoseksual), berkemungkinan akan menjadi pedophilia juga, sebab adanya trauma berkepanjangan yang sulit dihilangkan.

2.Dampak Pada Korban Pedophilia
Anak-anak korban kejahatan seks (pedophilia) biasanya menyimpan penderitaannya, cenderung tidak mau bicara dan tertutup, Hal ini dapat menyebabkan mereka (korban pedophilia) mengalami anxiety neurosis, yaitu ganguan saraf yang terjadi akibat konflik batin berkepanjangan, dimana mereka (korban pedophilia) merasa bersalah berdosa dan putus asa.
Menurut Surilena, dampak pada korban pedophilia tergantung pada tingkat usianya, korban cenderung menjadi lebih pendiam, memiliki kelainan perilaku seksual dibanding anak-anak lainnya, cenderung lebih depresi, memiliki kepercayaan diri rendah, perasaan ingin bunuh diri, menggunakan alkohol dan obat terlarang, lari dari rumah, dibanding anak-anak lain seusia mereka.
Pada korban pedophilia heteroseksual para korbannya (anak-anak) akan mengalami guncangan mental, dimana anak akan mengalami trauma, malu, dan depresi yang berat. Sedangkan pada pedophilia homoseksual, korban (anak laki-laki) akan mengalami hal yang lebih dari itu, kemungkinan besar korban anak laki-laki akan menjadi pedophil (pelaku pedophilia). Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya trauma masa lalu.

2.8  Perlindungan terhadap anak
Menurut Maria Ulfah Anshor (2007), anak adalah merupakan bagian terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia, karena pada masa anak-anaklah sesungguhnya karakter dasar seseorang dibentuk baik yang bersumber dari fungsi otak maupun emosionalnya. Berkualitas atau tidaknya seseorang di masa dewasa sangat dipengaruhi oleh proses pengasuhan dan pendidikan yang diterima di masa kanak-kanaknya. Dengan kata lain, kondisi seseorang di masa dewasa adalah merupakan hasil dari proses pertumbuhan yang diterima di masa anak-anak. Adapun faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan anak adalah orang tua, sekolah dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Psikolog anak, Anna Surti Ariana (2008) mengatakan, sejak kecil anak perlu diajarkan pengetahuan tentang keseluruhan anggota tubuh. Misalnya bagian tangan, perut, kaki, dan juga nama alat kelaminnya. Tahapan selanjutnya, bila anak menginjak usia dua tahun, orangtua dapat mulai mengajari tentang pentingnya menutup bagian-bagian tubuh yang vital. Juga mengajarkan anak bila mengganti baju di dalam kamar. Lalu, saat anak berusia tiga tahun, orangtua mulai memberitahukan ke anak bahwa bagian-bagian vital tersebut tidak boleh dipegang oleh orang lain.
Anak pun perlu diberi tahu kalau ada orang yang memainkan bagian tubuhnya dan merasa tidak suka, maka teriak saja. Tujuannya menjaga supaya anak menjadi tahu apa yang mesti dilakukan bila dia mengalami peristiwa tersebut. Begitu pula kalau anak ingin pergi keluar rumah, maka biasakan dia berpamitan dan memberitahukan akan pergi ke mana.
Peristiwa pedophilia rawan terjadi pada anak usia empat tahun ke atas hingga memasuki usia SD (Sekolah Dasar). Hal ini dikarenakan mereka sangat gampang dibohongi dan menurut ajakan orang lain. Ada beberapa tanda, anak mengalami kekerasan seksual, yakni tanda-tanda fisik dan psikologis. Tanda fisik biasanya anak mengeluh di bagian alat kelamin atau anusnya. Misalkan ketika mau pipis anak jadi teriak-teriak takut atau tidak mau pipis, sedangkan tanda psikologisnya adalah anak memiliki rasa takut berlebih jika bertemu dengan seseorang, seperti berteriak atau menangis.

2.9  Pertanyaaannya dapatkah penderita pedophilia disembuhkan?
Jawabannya adalah bisa. Untuk itu harus ditemukan apa yang menjadi sumber sehingga seseorang menjadi pedophilia.


A. Farmakoterapi:
1. Pengobatan dengan estrogen (eastration).
Estrogen dapat mengontrol dorongan-dorongan seksual yang tadinya tidak
terkontrol menjadi lebih terkontrol. Arah keinginan seksual tidak diubah
diberikan peroral. Efek samping tersering adalah ginecomasti.
2. Pengobatan dengan neuroleptik.
A.    Phenothizine
Memperkecil dorongan sexual dan mengurangi kecemasan. Diberikan peroral.
B.     Fluphenazine enanthate
Preparat modifikasi Phenothiazine dapat mengurangi dorongan sexual lebih
dari dua-pertiga kasus dan efeknya sangat cepat. Diberikan IM dosis 1cc 25
mg. Efektif untuk jangka waktu 2 pekan.
3. Pengobatan dengan trnsquilizer
Diazepam dan Lorazepam berguna untuk mengurangi gejala-gejalan kecemasan dan rasa takut. Perlu diberikan secara hati-hati karena dalam dosis besar dapat menghambat fungsi sexual secara menyeluruh. Pada umumnya obat-obat neuroleptik dan transquilizer berguna sebagai terapi untuk pendekatan psikologik.

B. Psikoterapi
Psikoterapi pada kebiasaan masturbasi mesti dilakukan dengan pendekatan yang cukup bijaksana, dapat menerima dengan tenang dan dengan sikap yang penuh pengertian terhadap keluhan penderita. Menciptakan suasana dimana penderita dapat menumpahkan semua masalahnya tanpa ditutup-tutupi merupakan tujuan awal psikoterapi. Pada penderita yang datang hanya dengan keluhan masturbasi dan adanya sedikit kecemasan, tindakan yang diperlukan hanyalah meyakinkan penderita pada kenyataan yang sebenarnya dari masturbasi. Pada kasus-kasus adolescent, kadang-kadang psikoterapi lebih kompleks dan memungkinkan dilakukan semacam interview sex education. Psikotherapi dapat pula dilakukan dengan pendekatan keagamaan dan keyakinan penderita.
C. Hypnoterapi
Self-hypnosis (auto-hypnosis) dapat diterapkan pada penderita dengan masturbasi kompulsif, yaitu dengan mengekspose pikiran bawah sadar penderita dengan anjuran-anjuran mencegah masturbasi.
D. Genital Mutilation (Sunnat)
Ini merupakan pendekatan yang tidak lazim dan jarang dianjurkan secaramedis.Pada beberapa daerah dengan kebudayaan tertentu, dengan tujuan mengurangi/membatasi/meniadakan hasrat seksual seseorang, dilakukan mutilasi genital dengan model yang beraneka macam.
E. Menikah
Bagi remaja/adolescent yang sudah memiliki kesiapan untuk menikah dianjurkan untuk menyegerakan menikah untuk menghindari/mencegah terjadinya kebiasaan masturbasi.

Selain itu dalam terapy biasanya penderita juga mendapatkan antiandrogen (penekan hormon) yang membatasi libido seksualnya.
Ada juga terapy yang menggunakan film sebagai psikoterapy. Film tersebut berisi gambaran ulang yang dilakukan oleh penderita pedophilia terhadap anak-anak di bawah umur.
Tujuan terapi jelas, yaitu dengan menyaksikan contoh perilaku seperti mereka sendiri lewat film itu, penderita menjadi syok dan muncul rasa enggan untuk melanjutkan penyimpangannya.
Dari kasus-kasus yang ada, penderita pedophilia heteroseksual ternyata lebih mudah disembuhkan ketimbang pedophilia yang cenderung homoseksual.

2.10  Penyelesaian Masalah
Berdasarkan data-data yang telah diungkapkan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat mengatasi masalah tentang tindak pedophilia yaitu :
a.       Memberikan informasi kepada masyarakat melalui kampanye tentang upaya-upaya yang harus ditempuh untuk menghindari terjadinya tindak pedophilia.
b.      Meningkatkan peran dan kepedulian masyarakat terhadap korban dan tindakan pedophilia melalui kampanye ini.
c.       Setiap orang tua harus meningkatkan pengawasan ekstra terhadap anak-anaknya.


Menurut Seto Mulyadi, Doktor Psikologi anak Universitas Indonesia (UI) ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk keamanan dan keselamatan buah hati, antara lain :
1.      Pengenalan seks dini terhadap buah hati anda dapat menjadi salah satu solusi.
2.      Pendidikan seks usia dini dapat dimulai sejak anak berusia dua setengah hingga tiga tahun.
3.      Pendidikan seks bisa dimulai dari bagaimana menjaga kesehatan organ intim anak-anak, mulai dari harus dibersihkan setiap saat hingga tidak boleh memegang organ intim saat tangan kotor.
4.      Anak juga perlu diajarkan untuk menjaga organ intimnya, seperti menolak bila orang lain (siapapun, meski saudara terdekatpun) hendak memegang atau meraba organ intim mereka.
5.      Anak juga perlu diajarkan berteriak dan melapor kepada orang tua, apabila ada yang ingin meraba organ intimnya. Hal ini akan dilakukan anak hingga mereka dewasa.
6.      Mengingatkan anak untuk tidak meraba, memegang atau mengganggu organ intim orang lain.
7.      Selain itu, di sekolah, diperlukan juga koordinasi yang baik antara pihak orang tua dan pihak sekolah, terutama guru (wali kelas secara langsung) yang melalui waktu paling banyak bersama murid di lingkungan sekolah.

Solusi Pencegah Terjadinya Paedofil
Dibawah ini ada beberapa langkah untuk pengamanan dalam cara yang sederhana yaitu :
1.      Metode utama yaitu menghindari situasi yang dapat memicu tindak paedofil. Jangan meninggalkan anak-anak sendirian dengan orang dewasa lain, kecuali orang tua atau anggota keluarga yang dapat dipercaya.
2.      Anak-anak harus diajarkan untuk berteriak atau berlari jika mereka dihadapkandengan situasi yang tidak nyaman. Mereka juga harus diajarkan bahwa merekadiharapkan berteriak atau memanggil bantuan dalam situasi seperti itu.
3.      Lewat pendidikan. Anak-anak harusdiajarkan untuk mencegah situasi yang membuat mereka rawan terhadap pedofilia.
4.      Orang dewasa yang bekerja dengan kaum muda harus diajarkan untuk menghindari situasi yang dapat ditafsirkan sebagai pedofilia.
5.      Kecukupan kasih sayang dan terpenuhinya kebutuhan pokok anak dari orang tua atau orang-orang yang secara keturunan maupun secara hukum bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya sehingga anak tidak mudah terayu oleh iming-iming pelaku paedofil.

2.11  Target Audien
 Target audien yang ingin dicapai dalam kampanye ini adalah :
a. Demografi
Keluarga (orang tua) yang memiliki anak berusia sekitar 0-17 tahun, sebab menurut UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak berusia 0-17 tahun juga merupakan sasaran korban dari pelaku pedophilia.
b. SES (Social Economy Status)
semua kalangan, semua jenis pekerjaan, dimana tingkat pendidikan masyarakat meliputi SD, SMP, SMA karena kampanye ini ingin ditujukan bagi masyarakat kalangan menengah kebawah.
c. Psikografi
Sering berkumpul, cenderung ramah, memiliki sikap yang stabil, dan tidak terlalu konsumtif. ( ibu-ibu : diam dirumah, Bapak-bapak : aktif)
d. Geografi
Masyarakat diwilayah kota Bandung.

Usaha-usaha Untuk Menghindari Penyimpangan Seksual
1.      Meningkatkan iman dan taqwa.
2.      Sikap dan pengertian yang baik orang tua.
3.      Pendidikan seks.
4.      Memberikan lingkungan yang baik.

                                                        
                                                         BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya yang melanggar norma dalam kehidupan masyarakat. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Contoh bentuk penyimpangan seksual adalah sodomi dan pedophilia. Sodomi adalah semua bentuk pertemuan organ non-kelamin dengan alat kelamin, baik dilakukan secara heteroseksual, homoseksual, atau antara manusia dan hewan. Pedophilia adalah adalah penyimpangan kepribadian seseorang yang memiliki ketertarikan atau hasrat seksual terhadap anak-anak yang belum memasuki masa remaja. Perspektif biologis, Pengaruh orangtua, Pengaruh teman sebaya, Perspektif akademik dan Perseptif sosial kognitif merupakan factor yang mempengaruhi penyimpangan seksual. Meningkatkan iman dan taqwa, Sikap dan pengertian yang baik orang tua, Pendidikan seks, Memberikan lingkungan yang baik, Berteman dengan orang yang yang tidak membawa pengaruh untuk melakukan penyimpangan seksual merupakan usaha yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyimpangan seksual.















DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia#Etimologi_dan_definisi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia
http://www.hellodoctor.co.id/pedofilia-harus-segera-diputus-rantainya/

http://id.shvoong.com/humanities/1962058-pencegahan-penyimpangan-seksual/#ixzz2BUb1VF6c